... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Friday, August 17, 2007

Hakikat Kemerdekaan

Kemerdekaan, pada hakikatnya, bukanlah semata-mata membebaskan diri dari belenggu penjajahan asing. Tetapi lebih dari itu, kemerdekaan yang hakiki adalah kemampuan untuk membebaskan diri dari belenggu hawa nafsu. Manusia yang merdeka adalah manusia yang mampu memerdekakan dirinya dari berbagai penghambaan selain kepada Tuhannya. Seorang pejabat atau pemimpin yang merdeka adalah pejabat/pemimpin yang mampu membebaskan dirinya dari ambisi-ambisi pribadi (dan keluarganya), dan hanya memikirkan kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya. Dia memandang jabatan itu sebagai amanat yang harus dipertangungjawabkan. Seorang cendekiawan yang merdeka adalah yang selalu menyuarakan kebenaran dan keberpihakan kepada masyarakat banyak. Ia tidak akan melakukan upaya pembodohan kepada masyarakat, apalagi dengan menggunakan dalil-dalil dan alasan-alasan yang sengaja didistorsikan atau disalahtafsirkan.

Seorang penegak hukum (hakim, jaksa, polisi maupun pengacara) yang merdeka adalah orang yang memiliki komitmen kuat untuk menjadikan hukum yang benar sebagai panglima. Asas keadilan dan obyektivitas akan benar-benar dijunjungnya. Ia tidak akan berani mempermainkan hukum hanya karena iming-iming jabatan atau materi. Hukum ditegakkan tanpa pandang bulu.

Seorang pegawai yang merdeka adalah orang yang berusaha mengoptimalkan potensi dirinya untuk meraih prestasi kerja yang baik dan bermanfaat, dengan landasan keikhlasan. Rakyat dan bangsa yang merdeka adalah rakyat yang kritis dan bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan bangsanya. Rakyat yang merdeka tidak mudah diprovokasi oleh unsur-unsur yang tidak bertanggungjawab yang bermaksud menjadikan mereka sebagai obyek perasan dan kuda tunggangan.

Kita sadar betul bahwa kemerdekaan yang sudah berusia lebih dari enam dasawarsa ini belum mampu menghantarkan masyarakat dan bangsa kita kepada kemerdekaan yang hakiki. Kita masih dihadapkan pada kenyataan adanya penjajahan dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga krisis demi krisis datang silih berganti seolah tidak akan pernah berakhir. Krisis kepemimpinan, krisis politik, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis hukum dan krisis akhlak. Semuanya merupakan pekerjaan rumah yang semakin kompleks dan berat.

9 comments:

icHaaWe said...

met 17 agustusan yah mas ... ikutan lomba makan kerupuk ndak?

Vie said...

Ayo renungkan!

adekjaya said...

merdeka..seharusnya kemerdekaan ini dirasakan oleh semua elemen masyarakat kita..semoga kang..

Sinopi said...

tumben srius banget
tumben postingan panjang banget

Anonymous said...

sepakat, merdeka itu bebas dari kemelekatan dunia :)

Anonymous said...

yah..begitulah negaramu ini, mas..

Anonymous said...

Iya.
Gitu.

Merdekaaa!
:P

Muhammad Mufti said...

Merdekakan negara ini dari tindak korupsi agar bangsa ini juga terbebas dari kemiskinan dan kebodohan.

bunda said...

merdeka!..gak pake makan" ya :D
mari kita merenung