... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Friday, August 27, 2010

Musuh imajiner

Suatu malam, seorang lelaki bermimpi buruk. Dalam mimpinya ia melihat seseorang berambut cepak, bersepatu lars. Ketika kedua mata mereka berpapasan, tiba-tiba orang tersebut mengeluarkan kata-kata cacian, kata-kata pedas yang ditujukan padanya. Orang tersebut juga secara kejam meludahi wajahnya. Sungguh suatu penghinaan yang teramat besar. Selama hidupnya belum pernah ia dihina seperti ini.

Saat bangun pagi, dipenuhi dengan perasaan yang kurang enak ia mengingat kisah hina yang menimpa dirinya dalam mimpi semalam. "Sejak kecil hingga kini aku belum pernah dihina oleh orang lain. Tapi malam tadi, aku bukan saja dihina, bahkan wajahkupun diludahi. Aku sungguh tidak bisa terima diperlakukan secara demikian. Aku harus menemukan orang ini dan memberikan imbalan yang setimpal," gumam lelaki itu penuh rasa benci sambil menggertakan giginya.

Sejak itu, setiap hari setelah bangun tidur ia akan berdiri di persimpangan jalan yang ramai dilewati orang, dengan harapan suatu saat bisa menemukan musuh yang dilihatnya dalam mimpi itu. Seminggu, sebulan, setahun kini berlalu. Orang yang dicari itu tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Lelaki tersebut telah menghabiskan separuh dari waktu hidupnya hanya demi sesuatu yang tidak nyata. Ia meracuni hatinya sendiri dengan rasa benci hasil ciptaannya sendiri.

Sering kita menciptakan musuh yang tidak nyata, dan memupuk kebencian dalam hati yang pada baliknya merupakan racun yang menghancurkan diri sendiri. Apakah anda juga memupuk kebencian dalam hati anda?