Beriman dan beramal saleh merupakan satu paket. Itulah paket untuk menjaga kesucian asma Tuhan. Menjaga kehormatan nama-Nya. Lha, jika tidak beriman dan beramal saleh, itu berarti mengotori nama-Nya. Bayangkan, mengotori atau mencemarkan nama baik manusia saja sudah merupakan perbuatan tercela. Apalagi mengotori nama dari Dzat yang memberikan hidup kepada manusia ! Sungguh celaka, kalau nama Tuhan banyak dicatut untuk “kepentingan” manusia. Dan, petaka banyak menimpa. Lha wong ibadah kok pakai uang hasil korupsi. Apa itu bukan menghina Tuhan namanya.
Dunia ini rusak akibat ulah hewan-hewan yang berwujud manusia. Bentuknya saja yang seperti manusia. Tetapi mereka tidak memiliki kemanusiaan. Bahkan perilakunya lebih parah dari hewan. Binatang saja tidak mau merusak sarangnya. Lha kok ada manusia yang tega-teganya merusak dan menghancurkan lingkungan hidupnya.
Lingkungan hidup adalah rahim bagi kehidupan. Jika lingkungan hidupnya rusak, maka cacatlah kehidupan kitadi bumi ini. Ya cacat mentalnya. Hidupnya. Dan, kehidupannya. Pernah kita melihat orang yang dilahirkan dalam keadaan cacat tanpa tangan dan kaki. Orang tersebut tampaknya ada yang memelihara. Dia menjadi manusia dewasa tanpa tangan dan kaki. Disandarkan di emperan took, di depannya ditempatkan kaleng untuk menampung uang. Sebahagia-bahagianya orang tersebut pasti ia menderita. Beban psikologisnya pasti berat.Dan celakanya, orang demikian malah dieksploitasi oleh orang yang sehat jasmaninya – tapi bukan sehat mentalnya. Uang hasil dari belas kasihan orang yang lewat, sebagian untuk memelihara hidupnya, dan sisanya tentu demi keuntungan pribadi pemeliharanya. Ya, menangguk keuntungan dari penderitaan orang cacat. Ironis sekali hal ini terjadi di bumi Pancasila.
Adalagi orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai berhala yang harus dituruti. Contoh konkretnya orang yang memerintahkan penebangan hutan tanpa memperhitungkan keselamatan masyarakat. Tebang terus, demi memperoleh keuntungan materi sebesar-besarnya. Mereka selalu cuci tangan atas terjadinya bencana, banjir, salah musim, kelaparan dan lain sebagainya. Mereka yang punya wewenang untuk mencegah tapi malah membiarkan terjadinya penebangan liar atau bahkan bergabung, juga termasuk penyembah berhala ini.
Beberapa tempat di negeri ini pernah atau bahkan ada yang rutin mengalami bencana akibat kerusakan lingkungan. Kebakaran hutan, tanah longsor, banjir, kekeringan dan lain-lain. Korban jiwa pun menyertai rangkaian bencana tersebut. Mengapa hal itu terjadi? Ya, karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Mereka yang diberi amanat untuk mengatur daerah itulah yang tidak bertanggungjawab. Siapa itu ? Lagi-lagi tidak perlu tunjuk muka untuk hal ini. Yang jelas, bukan George Bush, presiden yang destroyer itu,. Bukan pula Osama bin Laden.