... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Friday, June 29, 2007

prei..cuti..cooling down... halah..

Untuk sementara waktu saya bermaksud prei dulu
dari dunia maya ( juga urusan gawean tentunya :D ),
mo liburan ke ndeso (halah..) ada acara di kampung.
Jadi pada temen2, sodara2, sahabat2, handai taulan (??)..
mohon maaf untuk beberapa hari kedepan saya tidak gentayangan di SB anda semua..
(malah pada seneng ya..)
Apa lagi ya.. dah gitu thok wae dulu..

Thursday, June 28, 2007

Gudeg Ceker Margoyudan

Gudeg ceker Magoyudan. Enak, karena itu selalu penuh pengunjung meski bukanya mulai jam satu dinihari (wow!!). Konon sudah ada di sana sejak tahun 60-an, usaha turun-temurun. Tempatnya ya segitu-gitu itu, ditrotoar Jl Wolter Monginsidi di daerah Magoyudan Solo.

Demi menikmati lezatnya gudeg ceker ini, meski warung belum buka, orang sudah rela datang tengah malam dan antre. Saat tenda terpasang, satu per satu pelanggan setia Bu Kasno akan bermunculan di warung makan.

Mereka yang datang lebih awal akan menyaksikan bagaimana Bu Kasmorejo (63) yang akrab dipanggil Bu Kasno bersama karyawannya yang juga saudara-saudaranya berjalan kaki keluar dari rumahnya di Kampung Margoyudan dan bolak-balik menggendong bakul-bakul berisi makanan dan menata di tenda.

Semalam aku ke sana, setelah hampir setahun "absen". Gabungan antara perut lapar, cuma sarapan pagi dan siangnya hanya sepotong roti yang masuk perutku, dan citra rasa yang sulit dicari tandingnya, adalah satu porsi jumbo nasi gudeg dan lima belas ceker ayam empuk, plus segelas es teh.

Asyik? ternyata tidak. Perut malah jadi sakit. Bayangkan, dari lapar sekali ke kenyang sekali.

Yang terbaik memang, makan sebelum kelaparan, dan berhenti sebelum kekenyangan. Begitu mungkin ya..

Wednesday, June 27, 2007

Begitulah, Ya, Yo'i

Suatu pagi seorang pejabat departemen pariwisata mengadakan kunjungan lapangan dan berdialog dengan turis asing tentang bagaimana mereka selama berada di Indonesia. Seorang turis eropa mengeluhkan soal penggunaan bahasa Indonesia yang ribet.

"Sebenarnya, apa sih bahasa Indonesianya untuk mengatakan 'yes'. Saya bingung, ada yang menjawab begitulah, ada yang bilang ya, ada yang bilang yo'i. Mana yang betul?" tanya si bule.

"Sederhana saja mister, tergantung pendidikannya. Kalau yo'i, berarti orang tersebut tidak berpendidikan, kalau bilang ya, berarti minimal sekolah menengah. Tapi kalau lulusan perguruan tinggi, biasanya lebih sopan, dengan kata 'begitulah'," jawab si pejabat, menggurui.

"O..., begitu ya..?" kata si turis sambil manggut-manggut.
"Yo'i," sahut si pejabat, enteng.

Monday, June 25, 2007

Cerdik, Tulus

Cerdik dan tulus laksana dua sisi pada satu keping uang yang sama, bisa dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan.
Yang satu harus diperhatikan, yang lain tidak boleh diabaikan. Yang satu berkaitan dengan akal budi, yang lain menyangkut hati nurani.
Cerdik tanpa tulus (akal budi tanpa hati nurani) adalah licik. Tulus tanpa cerdik (hati nurani tanpa akal budi) adalah bodoh.
Di tengah dunia di mana berbagai godaan dan tantangan begitu kuat merasuk dan merusak, kecerdikan dan ketulusan adalah pilihan langkah yang bijak.

Thursday, June 21, 2007

Kiki kecil

Kiki yang berusia 10 bulan kalau melihat sesuatu seringnya pengen ngambil. Apa saja, dari mulai sobekan kertas sampai pulpen, dari mulai plastik bekas bungkus sesuatu sampai pengganjal meja. Kadang sampai menggeliat-geliat bahkan menangis.

Tapi kalau udah diberikan, biasanya setelah dia gigit-gigit, sebentar saja akan dilemparkan nya kembali. Toh benda-benda itu memang tidak bisa dia nikmati.

Kadang kita seperti Kiki, berjuang mengorbankan segala hal, padahal untuk sesuatu yang kalau dipikir lebih jauh tidak ada gunanya. Mubazir.

Wednesday, June 20, 2007

DAE JANG GEUM


Akhirnya, setelah menunggu lama, drama kolosal korea yang (minimal menurut saya) banyak memberi pelajaran tentang hidup dan perjuangan tak kenal menyerah akan diputar ulang di INDOSIAR.

Jewel in the Palace (Dae Jang Geum) adalah serial TV Korea yang diproduksi tahun 2003 oleh stasiun TV MBC. Berdasarkan figur sejarah pada Dinasti Chosun, serial ini berfokus pada perjuangan Jang Geum (diperankan oleh Lee Young Ae) untuk menjadi dayang utama istana kerajaan namun akhirnya menjadi tabib istana wanita pertama di Korea. Serial ini dibuat berdasarkan sejarah Korea pada Dinasti Joseon, selama pemerintahan Raja Seongjong, Yeongsangun (1494-1506) dan Raja Jungjong (1506-1544).
Ada perbedaan jumlah episode Jewel in the Palace yang diputar di sejumlah negara. Di China Jewel in the Palace hanya berjumlah 54 episode untuk keseluruhan cerita, dan di Indonesia ada kemungkinan mencapai 70 episode karena ada perbedaan durasi untuk satu kali tayang

Serial ini akan tayang tiap senin - jumat jam lima sore mulai 26 juni ini

Monday, June 18, 2007

kasihan..

lagi males nulis, guyon dikit wae ya.. garing yo ben...

Seorang pria datang ke tempat praktik seorang psikiater. Setelah duduk di ruang praktik dan si psikiater bertanya tentang keluhannya, pria itu berkata, "Tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan saya!"

Selesai mendengarkan keluhan pasiennya barusan, si psikiater berkata, "Ya ... pasien berikutnya ...."

megono asli


Makanan atau tepatnya lauk khas Batang juga Pekalongan

Megono is nangka muda yang dicincang halus dicampur dengan urapan kelapa parut dan sambal urapan (kluban) namun dengan ramuan rempah yang lebih komplit dengan rasa sedikit pedas dan aroma bunga combrang dan irisan serai.

Lebih maknyuzz lagi kalau di temeni tempe goreng dan ditaburi teri goreng serta dimakan dengan nasi yang masih angetz, hmm..


*) lha kalau sangit artine ya rada bau gosong he..he..

Berbuat kebaikan

Disaat kita berkesempatan berbuat kebaikan kepada orang yang membutuhkan pertolongan, siapakah yang pertama-tama perlu berterima kasih?
Orang itu kepada kita? Bukan! Justru kitalah kepada orang itu.
Sebab dengan kita bisa melakukan kebaikan kepada sesama, itu berarti kita akan mendapat kesempatan menerima kebaikan dari Yang Kuasa.

Sunday, June 17, 2007

Profesi pertama (humor lawas)

Sekelompok ahli tampak sedang berdebat tentang profesi mana yang paling duluan ada.
Dokter berkata "Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam khan berarti itu perlu ilmu bedah"
Ahli hukum tak mau kalah, "Sebelum manusia, binatang dan tumbuhan serta alam semesta diciptakan, keadaan dunia kacau, lalu Tuhan membuat hukum-hukum alam".
Dengan kalem ahli politik bertanya, "Lalu siapa yg bikin dunia kacau ????????"

Friday, June 15, 2007

Siapa yang tuli..

Parto merasa kuatir, akhir-akhir ini Bejo, adiknya, setiap dipanggil tidak pernah menyahut. Jangan-jangan sang adik menderita ketulian, begitu dia berpikir. Lalu dia mengirim sms pada temannya yang seorang dokter, menceritakan kekuatirannya dan minta saran."Begini saja, coba panggil adikmu dari jarak sekitar tiga meter, kalau dia tidak menyahut kamu mendekat dan panggil lagi dia. Kalau masih tidak menyahut, kamu lebih mendekat lagi. Kalau adikmu tetap tidak menyahut berarti memang dia tuli," jawab sang teman via sms juga.

Suatu pagi dia melihat Bejo lagi mencoret-coret kertas. Dari jarak sekitar tiga meter dia bertanya, "Lagi bikin apa, Jo ?" adiknya tidak bergeming. Parto mulai curiga deh, dia mendekat, "Lagi bikin apa, Jo?" tanyanya lagi lebih keras. Bejo masih tidak menoleh. Dia terus asyik pada kertasnya. Antara makin curiga dan kesal Parto lebih mendekat lagi, "LAGI BIKIN APA, JO ?" kali ini dia berteriak.
Tiba-tiba Bejo berbalik, dan sambil melotot berkata, "KAMU INI KENAPA SIH?! DUA KALI AKU BILANG LAGI BIKIN SKETSA. KAMU MASIH TANYA TERUS!!"

Begitulah, siapa yang tuli, siapa yang tidak. Masalah kita dengan orang lain, jangan-jangan sumbernya dari diri kita sendiri. Maka, sebelum menuduh orang lain begini dan begitu, alangkah baiknya kita introspeksi dulu.

Thursday, June 14, 2007

cukup

Temanku cerita, dia sekarang lagi kelebihan waktu, sampai-sampai tidak tahu mau mengerjakan apa. Pada saat yang sama aku justru lagi bingung dengan tugas-tugas yang setumpuk, sampai-sampai ku ragu apa bisa daku ngerjain semuanya sesuai batas waktu.
Kelebihan dan kekurangan, itulah dua kutub ekstrim pada realitas hidup. Dan itu mengganggu. Sebab tanpa keseimbangan, tidak ada harmoni, bayangkan, ada yang kekenyangan ada yang kelaparan, ada yang kaya sekali ada yang miskin sekali, ada yang punya banyak ada yang tidak punya apa-apa.
Maka perlu ada jalan keluar.
Jalan keluar itu bernama:
cukup.
Yang lebih membagi kelebihannya pada yang kurang, sehingga yang lebih menjadi cukup dan yang kurang juga menjadi cukup.
Di situ harmoni akan terbangun. Setuju ?

Wednesday, June 13, 2007

5 Pemberani

Suatu hari, seorang preman mendekati 4 org pemuda yang sedang duduk2 di sebuah warung. Preman itu bermaksud untuk meminta uang kepada ke4 pemuda itu. Ia menggertak : "Hei! Siapa di antara kalian yang berani?!"

Lalu pemuda I berdiri dan berkata : "Saya!"
Pemuda II dan III berdiri pula dan berkata : "Kami"
Si Preman menjadi gentar. Lalu ia berkata kepada pemuda IV : "Bagaimana denganmu?"
Pemuda IV pun berdiri dan bekata : "Saya juga berani!"
Karena saking takutnya, akhirnya preman itu berkata : "Kalau begitu, kita adalah 5 orang pemuda pemberani!!!" :)

Tuesday, June 12, 2007

makan

Ada orang yang memang suka makan. Di mana pun ada makanan yang katanya enak dan khas, dia akan cari dan coba. It’s oke. Tidak salah. Wajar saja kok orang punya keinginan, dan berusaha memenuhi keinginan itu.
Yang salah kalau itu kemudian dijadikan tujuan. Maka jadilah hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup. Sebab kalau sudah begitu, lalu apa bedanya kita dengan ikan di kolam, ternak di kandang? Sungguh hidup yang tidak bermakna. Bila berlalu, akan berlalu bersama angin, hilang tanpa bekas, tanpa jejak.
Makan, biarlah itu menjadi rekreasi, bukan misi. Selingan, bukan tujuan.

Monday, June 11, 2007

ingin kuliah

Sepasang suami istri sedang bercakap2 dikamar.

Istri : "Pa, pokoknya mama gak mau tau, mama mau kuliah! Malu pa sama Ibu2 arisan, semuanya sarjana, mau taruh dimana muka mama??"
Suami : "Ma, papa setuju saja kalau mama mau kuliah, soal biaya tidak masalah, tapi ma..."

Istri : "Tapi apa??!!! Masalahnya apa???Gak ada kan??Pokoknya mama mau kuliah, titik!!!"
Suami: "Ada satu masalah ma"

Istri : "apa??"
Suami : "Masalahnya, mama cuma tamat SMP....."

Friday, June 8, 2007

banteng

Di Tegal, kampung halamannya, dia bernama Wagiran. Di Jakarta, terutama di kalangan teman-teman seprofesinya, sesama pak ogah, dia biasa dipanggil banteng. Konon, karena dia jagoan minum dan ngelem (nge-fly dengan cara menghirup lem macam aica aibon).
Setiap hari, pagi sampai sore atau sore sampai malam (bergiliran dengan kelompok lain), bersama lima-enam orang temannya, dia "berdinas" di salah satu putaran (u-turn) sebuah ruas di dekat Halim. Mengutip uang recehan dari mobil-mobil yang hendak memutar. Hasilnya lumayan. Kalau nasib lagi baik, sehari bisa dapat seratus ribuan. Seapes-apesnya untuk makan ala kadarnya dapatlah.

Banteng tidak pernah berpikir hari depan. Dapat uang segitu habis segitu.
Kalau bukan untuk makan, ya untuk minum. Kalau pun ada yang masih dia pikir; pekerjaan tetap. Tapi, jaman sulit begini, lagian dia SD saja tidak lulus, mana ada pekerjaan lowong yang bisa digarapnya. Dulu, awal mula dia merantau ke Jakarta pun cuma berbekal niat jadi kuli. Bahwa nasib akhirnya melemparkannya ke pak ogah, rasanya sudah "lebih baik".

Banteng adalah produk sebuah peradaban. Dan bisa jadi, sedikit banyaknya kita ikut membentuk, atau paling tidak melanggengkan, peradaban itu. Adakah cara untuk memutus mata rantai sebuah peradaban? Ah, jangan-jangan berpikir ke arah itu pun kita sudah tidak peduli.


aturan

Seorang pemuda ditilang, naik sepeda motor melanggar rambu lalu lintas.
“Anda tidak melihat tanda verboden di sana?” tanya polisi
“Tandanya sih saya lihat, pak,” sahut si pemuda tenang, “tetapi saya tidak melihat bapak.”
Susahnya budaya masyarakat kita, orang bukan dididik untuk patuh pada aturan, tetapi takut pada aparat.
Maka, kepatuhan pada aturan lebih sering didasarkan pada perhitungan ada atau tidak ada aparat, bukan kesadaran, apalagi ketulusan hati.

uanyel.. (postingan ga mutu)

Barusan aku merasa duongkol banget untuk hal yang sebenere sepele (mungkin?).
Semalem nyelesein tugas mpe jelang dinihari, itupun belum finished, terlanjur lunglai... Pagi udah ditelp bos, nanya garapan semalem plus konsep buat besok, padahal pengenku hari ini istirokhat. Tapi ya wis, mulai nyicil lagi deh , dah hasilnya aku merasa kok sepertinya ga nyambung dengan bayangan konsep yang dulu kubayangkan. Wah, jadi pusing, bengong, serba salah, etc...
Akhire ya browsing wae lah, kali bisa mengurangi suntuk ini...
Mulai buka blog, buka2 info, baca2 e.... dengan sadis keadaan memaksaku untuk misuh
(mengumpat) karena LISTRIK MATI !! Sesek banget dada ini (waduh ? ...)
Hal yang wajar dinegara ini, listrik byar pet, dan aku juga paham dengan apa yang dikeluhkan oleh penyedia jaringan listrik negara ini, tapi kok ya aku masih saja jengkel dengan kondisi ini...
Tapi ya wis lah, mendingan keluar cari esteh biar rada seger....
Kacau banget ya tulisan ini...