... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Monday, November 19, 2007

Pemaafan sejati

(lanjutan tulisan terdahulu)

Perlu disadari betapa tindakan memaafkan kesalahan orang lain tetap merupakan perilaku luhur yang patut dijunjung tinggi. Memaafkan bukannya dendam dan balas dendam, yang dapat memberikan penyelesaian atas nyeri jiwa. Namun tindakan memaafkan perlu dimaknai secara benar. Pemaafan mengandung dua butir tindakan hakiki yang menjalin ketimbalbalikan (resiprokalitas) antara pihak korban dan pelaku.

Tindakan hakiki pertama adalah pengakuan kesalahan dari pelaku kesalahan yang didasari penyesalan jujur dan pertobatan. Sedangkan yang kedua berupa tindakan menerima kenyataan, sepahit apapun kenyataan itu, oleh pihak korban. Jadi, dalam pemaafan sejati tidak terkandung represi. Justru pemaafan yang begini memungkinkan semua pihak menatap dan menghadapi realitas menyakitkan apa adanya, realistis.

Sebagai contoh, jika perancang dan pelaku tindak kekerasan dan kerusuhan Mei 98 atau sabtu kelabu 27 Juli 96, ingin mendapatkan pemaafan sejati dari bangsa ini, khususnya dari korban tragedi itu, mereka seharusnya berpartisipasi secara sungguh-sungguh. Dengan jujur dan tulus mengakui kesalahan, menunjukkan penyesalan serta mewujudnyatakan pertobatan termasuk siap menghadapi konsekuensi jika memang dinyatakan bersalah. Di sisi lain, para korban atau keluarganya pun niscaya sungguh-sungguh sudi dan berani menerima realitas menyakitkan, tanpa mesti mempersoalkan lagi kesalahan para pelaku. Tidak ada satu kekuatan pun yang bisa menghapus trauma kejahatan seperti dua kerusuhan tersebut, kecuali kekuatan pemaafan sejati.

Sayangnya, di bumi negeri ini mau mengakui kesalahan dan sikap pertobatan seperti itu sangat langka. Yang sering terjadi justru para penguasa menutup-nutupi kesalahan dan kejahatan masa lampau. Sedangkan para pelaku kejahatan berlagak suci, terus membela diri dengan berbagai dalih. Bahkan mereka secara langsung atau tidak langsung memaksa publik luas untuk menyamakan pemaafan dengan pelupaan.

Maka kian banyak warga bangsa yang merasakan ketidak adilan. Makin tidak populerlah para penguasa yang dulu sempat populer di kalangan rakyat kecil. Yang paling mengerikan, kian dalam penanaman dendam kesumat di tengah khazanah jiwa kolektif hamparan warga negeri ini. Kian runyam pula kualitas relasi antar insan di negara ini. Bukan tidak mungkin, kedepan bangsa ini masih akan terus direbaki berbagai tindak kekerasan yang mengerikan.

gambar dari tempo.co.id

20 comments:

Anonymous said...

ya itulah, bagaimana kita mau memaafkan wong yg berbuat tenang2 wae dan nggak nduwe isin ! terus kalau menurutku pribadi memaafkan kesalahan orang lain itu perlu juga keikhlasan kalau belum ikhlas ya jangan dipaksakan untuk memaafkan. Rasa malu, mengakui kesalahan itu termasuk budaya, kalau budaya sekelilingnya nggak pernah ada ya sulit melakukannya, jadi ya harus belajar, lha belajar itu perlu kemauan dari tiap individu dan perlu juga waktu, bertahun2!

eh ... blognya tak link ya, suwun ^_^

Anonymous said...

yang duduk sekarang nyalahin yang duduk dulu, yang duduk nanti akan menyalahkan yang duduk sekarang, yang duduk nantinya akan menyalahkan yang duduk setelah sekarang .

mumet yur, nek politik-politikan ngene ki..

eh la panjenengan tadi posting apa tho ?

adekjaya said...

kok dadi bijak kowe...
bar kesurupan setan wi asem po?nek setan wis asem kuwi emang ahli dalam hal perpolitikan dan satrawan..dadi iso bijak..

aku kok ra percoyo ya??kamu bisa memaafkan...

zenrs said...

ucapan maaf yang tulus itu membuat mulut yang mengucapkannya berbau kesturi dari surga. kalo gak salah itu bunyi salah satu hadis. ini hampir sama dengan puisinya alexander pope: melakukan kesalahan itu manusiawi, memaafkan itu surgawi.

Anonymous said...

Memaafkan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda bukan?

ichal said...

masih besambung memaafkan neh,,

kalo komen sekarang ntar adalagi sambungan maaf jilid 3, ntar aja ah tunggu yg ketiga!!
hehehe

GHATEL said...

nek Tukang Korupsi ojo dimaafno...

sayurs said...

#elys : betul, sesuatu yang dipaksanakn tidak akan pernah brlabel ikhlas..

#regsa : yen mumet ra sah melu duduk-duduk lemah, leren sik ya ?

#adek : kamu belum siap mnerima keyataan ini kah ? :D

#kang zen : hooh kang, tapi kok ya pada susah melakukannya ya

#ani : betul bunda, dan kolaborasi keduanya kalo trwujud terasa sangat sjuk..

#ichal : ha..ha... sayangnya berakhir pada tulisan kedua ini, hayo segera komn :P

#topan : ra mung koruptor thok, kabeh sing tumindak culiko plus ngecu negoro kudu rantas..

Sinopi said...

kl ga mao repot ya ikhlas kan sajalah... ma'af kan, lalu lupa kan...
beres kan...?
itu kl ga mao repot...

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ said...

maafkan aku sayuRrr...

aku numpang senyum aja...ya??
:
:
:
^
yup sayur memafaakan n mengakui kesalahan itu sungguh luar biasa (berjiwa besar)bersyukurlah org2 yg bs seperti itu..moga aku bs masuk jd golongannya...


'AMIENN'

Rey said...

gue maapin... gue maapin... duh segitunya memohon maap ma gue sampe diposting gini... :D

btw yur, SB elo dianggep media ceting di ktr gue, jd gue gak bs berkoar di SB lo, mhn maap gue gak bisa nyela2 elo

Anonymous said...

kok serius banget to kang??wah...

Manda La Mendol said...

oalaaaaa..kalo punya sakit hati, dendam itu wajarrrrrr. nggak usah sok memaafkan kalau emang menyakitkan. Dendam dan sakit hatinya dialihkan ke hal positip ..jadi nambah semangat

Anonymous said...

manteb....

sayurs said...

#nopex : kliatane gitu ya, tapi beberapa memang terasa ga semudah itu..

#gelly : eh jangan senyam senyum sendirian dipojok situ, sini nduk.. sini..

#rey : sukurlah, kalo kau mengerti akhirnya..
kantor opo lapas to kuwi :P

#pitik : pisan2 bro.. tp cengengesan tetep kudu lestari..

#menDol : sakit hati kok dialihkan ke hal positip, eman2 to.. mendingan bakar2 ban bekas ato mbalangi pos pulisi, tentu luwih gayeng.. (hah??)

#senja : yang mana.. yang mana..

Anonymous said...

Yur, endingnya Medeni, bikin ndak bisa tidur!

Anang said...

pemaaf adalah karena sifat sabar.. dan orang sabar adalah kekasih tuhan

Vie said...

Iya musti nunjukin penyesalan yg mendalam sambil nangis guling-guling dilantai sambil ninju-ninju lantai dan bilang "aku menyesal".

Yurs, selama ini aku kalo mau maen kesini pasti singgah dulu kerumah si Joell, jadi aku link aja ya, biar gak nyasar.

Unknown said...

Saya jadi banyak belajar dari tulisan kamu

sayurs said...

#dwi : koen diprimpeni apa tong :D

#anang : lha kuwi, kekasih tuhan, ngapelnya gimana :D

#bunda Vie : kalo perlu biasane benturken kepala ke tembok sambil katakan "hamba salah, hamba pantas mati"

#landy : ah... mari kita sama2 belajar..