... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Wednesday, January 16, 2008

Giribangun dan lubang cadangan

Soeharto, pada saatnya, siapa yang mengira 'buldozer' Orde Baru itu akan jatuh dan menjadi sedemikian nestapa dan tak pupus dirudung malang di masa rentanya. Sakit-sakitan, dikejar-kejar kasus hukum serta dipaksa keadaan untuk menyaksikan berbagai kasus yang menimpa keluarganya.

Kompleks Astana Giribangun yang megah dan luas berada di lereng barat Gunung Lawu. Tepatnya terletak di Desa Karang Bangun, Matesih, Karanganyar, sekitar 40 kilometer arah timur kota Solo. Makam itu dibangun di atas sebuah bukit, tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Istana Mangkunegaran, salah satu pecahan dinasti Mataram. Jika Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, Giribangun pada 666 meter dpl.

Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan; untuk tetap menghormat para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto mengaku keturunan Mangkunegoro III. Bahkan Giribangun disebut sebagai makam yang dikhususkan untuk keluarga Mangkunegaran yang keduabelas atau yang paling akhir. Kompleks makam ini mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan penggunaannya para tahun 1976. Peresmian itu ditandai dengan pemindahan abu jenazah Soemaharjomo (ayahanda Tien Soharto) dan Siti Hartini Oudang (kakak tertua Ibu Tien), yang keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo, Nayu, salah satu makam keluarga besar keturunan Mangkunegaran yang berada di Kota Solo.

Makam yang luas itu terdiri dari beberapa bagian. Di antaranya adalah bagian utama yang disebut Cungkup Argosari yang berada di dalam ruangan tengah seluas 81 meter persegi dengan dilindungi cungkup berupa rumah bentuk joglo gaya Surakarta beratap sirap. Dinding rumah terbuat dari kayu berukir gaya Surakarta pula. Di ruangan ini hanya direncanakan untuk lima makam. Saat ini paling barat adalah makam Siti Hartini, di tengah terdapat makam pasangan Soemarharjomo (ayah dan ibu Tien) dan paling timur adalah makam Ibu Tien. Tepat di sebelah barat makam Ibu Tien terdapat sebuah tempat yang disebut sebagai "cadangan", yang nantinya diperuntukkan bagi Pak Harto.

Masih di bagian Argosari, tepatnya di emperan cungkup seluas 243 meter persegi, terdapat tempat yang direncanakan untuk makam 12 badan. Rencananya di tempat inilah anak-anak dan para menantu Soeharto dimakamkan. Namun ketika sekarang ada anak Soeharto yang memilih hidup sendiri setelah mengalami kegagalan berkeluarga, kurang jelas siapakah nanti yang harus memenuhi areal untuk 12 badan itu.

Di selasar cungkup seluas 405 meter persegi terdapat areal untuk 48 badan. Yang berhak dimakamkan di tempat itu adalah penasihat, pengurus harian serta anggota pengurus Yayasan Mangadeg yang mengelola pemakaman tersebut. Termasuk yang berhak dimakamkan di tempat itu adalah pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono beserta istri.

Bagian yang berada di luar lokasi utama adalah Cungkup Argokembang seluas 567 meter persegi. Tempat ini tersedia tempat bagi 116 badan. Yang berhak dimakamkan di lokasi itu adalah para pengurus pleno dan seksi Yayasan Mangadeg ataupun keluarga besar Mangkunegaran lainnya yang dianggap berjasa kepada yayasan yang mengajukan permohonan untuk dimakamkan di astana tersebut.

Paling luar adalah Cungkup Argotuwuh seluas 729 meter persegi. Tempat ini tersedia tempat bagi 156 badan. Seperti halnya Cungkup Argokembang, yang berhak dimakamkan di lokasi itu adalah para pengurus Yayasan Mangadeg ataupun keluarga besar Mangkunegaran lainnya yang mengajukan permohonan.

Pintu utama Astana Giribangun terletak di sisi utara. Sisi selatan berbatasan langsung di jurang yang di bawahnya mengalir Kali Samin yang berkelok-kelok indah dipandang dari areal makam. Terdapat pula pintu di bagian timur kompleks makam yang langsung mengakses ke Astana Mangadeg.

Selain bangunan untuk pemakaman, terdapat sembilan bangunan pendukung lainnya. Di antaranya adalah masjid, rumah tempat peristirahatan bagi keluarga Soeharto jika berziarah, kamar mandi bagi peziarah utama, tandon air, gapura utama, dua tempat tunggu atau tempat istirahat bagi para wisatawan, rumah jaga dan tempat parkir khusus bagi mobil keluarga. Di bagian bawah, terdapat ruang parkir yang sangat luas. Di masa Soeharto berkuasa, di arel ini terdapat puluhan kios pedagang yang berjualan souvenir maupun makanan untuk melayani peziarah dan wisatawan. Namun semenjak kini tempat itu menjadi sangat sepi, seiring sepinya pendatang dari kalangan umum.

12 comments:

Anonymous said...

Lho, saiki malah rame banget to kang? sehubungan dengan kondisi mbah Harto, malah podho kumpul2 iku pulisi2.

amethys said...

weleh...weleh...banyak to kang pengunjungnya? ngeluwihi tempat wisata? do nglalap berkah tah?

wah aku seh gawene nang sarean kota gede, mergo aku adus nang sendang putri..kekekeke mengenang masa kecilku...

trus makame ki ageng mangir kui separo nyang njero pager..separo maneh nyang njobo pager, wong musuh tapi menantu.....looh aku ngelantur...

Anonymous said...

Heran, apakah Pak Harto memang akan meninggal koq semua sudah ribut-ribut sih?

Jangan-jangan sudah digalikan lubangnya!?

ichal said...

wah,,, kebetulan sayur dekat sana ya???

ceritain terus dong keadaan solo,, khususnya rumah mantan penguasa dan keluarganya

Manda La Mendol said...

bakal jadi tujuan wisata ziarah tuh kalau ke Solo

haniyah sofyan said...

masyarakat indonesia emang aneh, pemakaman aja jadi tempat rekreasi pake diliput-liput segala

sayurs said...

#mufti : pulisine entuk lemburan bro wkakak..

#wieda : hooh, ngalap berkah pengunjung, kan seger2 :P

#kang Edi : jelas pak Harto akan meninggal, kemungkinan dalam waktu dekat (halah).. kaplingnya masih ditutupi tuh..

#ichal : keadaan slo saat ini rame banget menjelang putaran 8 besar Liga indonesia, dan di padati suporter2 tamu...
lho malah .. :D

#menDol : halah intine ae nDol, jadah bakar tawangmangu cedhak ro Giribangun, segera..

sachroel said...

pernah lihat tapi hanya leat tv doang, waktu pemakaman almarhumah ibu tien soeharto.

Anonymous said...

apek lhoo ini, blog yang dikhusukan untuk mengulas kuburan . Baru satu ini aku menemukannya . mohon diulas juga makam-makam yang laen mas

salam kenal

Rey said...

mas... mas... ternyata ms penjaga makam yaa? lengkap banget cerita soal makamnya, kekekekkk :D

Btw awakmu soko karanganyar yo yur?? (jik penasaran) :D

sayurs said...

#hanee : ya begitulah bhineka tunggal ika, berbeda2 tetapi tetap satu (halah)

#sachroel : anda akan segera menyaksikannya lagi on tv dalam waktu dekat (???) :D

#regsa : anda butuh referensi ttg kuburan, ato anda ingin segera mencicipinya, segera kami layani.
lam kenal ? sori..

#rey : bukan cuma penjaga, tapi sing mbauregso kuburan, po ra soyo nggegirisi
-aku tetep dudu ko Karanganyar kok :P

Anonymous said...

duw, penjaga makam mas??
gak nyangka dt... xp