... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Saturday, November 29, 2008

Diam itu ...


Hanya dalam Diam Kita dapat Memperhatikan 

Saat kita tak memiliki kata-kata yang perlu dibicarakan, diamlah. Cukup mudah untuk mengetahui kapan waktunya berbicara. Namun, mengetahui kapan kita harus diam adalah hal yang jauh berbeda. Salah satu fungsi bibir adalah untuk dikatupkan. Bagaimana kita bisa memperhatikan dan mendengarkan dengan lidah yang berkata-kata. Diamlah demi kejernihan pandangan. Orang yang mampu diam di tengah keinginan untuk berbicara, mampu menemukan kesadaran dirinya. Sekali kita membuka mulut, akan kita temui betapa banyak kalimat-kalimat meluncur tanpa disadari. Mungkin sebagian kecil kata-kata itu tidak kita kehendaki. Seringkali orang tergelincir oleh kerikil kecil, bukan batu besar. 


Butiran mutiara indah hanya bisa tercipta bila kerang mutiara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia membuka lebar-lebar cangkangnya, maka pasir dan kotoran laut segera memenuhi mulutnya. Inilah ibarat, kekuatan kita untuk diam. Kebijakan seringkali tersimpan rapat dalam diamnya para bijak. Untuk itu, perlu usaha sekuat tenaga untuk membukanya.

Tapi, diam juga kadang-kadang bisa dirasakan juga sebagai satu siksaan atau hukuman misalnya pada saat kita didiamkan alias tidak diajak ngomong lagi oleh orang yang kita kasihi ataupun sahabat kita. Pengucilan atau siksaan seperti ini lazim juga disebut sebagai cara penyiksaan halus/bersih (torture propre).

Diam bukan hanya tidak bicara atau bersuara, namun juga berusaha mendengarkan, menerima suara lain yang akan menambah wawasan atau bahkan mungkin justru berseberangan. Diam bisa juga diartikan untuk melupakan sang ego atau sang aku kita sejenak. Bukankah pepatah mengatakan, "diam adalah emas".

10 comments:

Anonymous said...

Diam bukan berati tidak mau dan tidk punya nyali...
Orang bilang diam itu emas, tapi biacara itu berlian
pilih endi???

tjitraningrum said...

Perlu latihan 'topo mbisu'.

Anonymous said...

keren euy tuLisannya!!!
dalem banget bahasannya

Anonymous said...

[//]... manusia punya dua telinga dan satu mulut, sehingga diharapkan kita lebih banyak mendengar daripada bicara ...[//]

Anonymous said...

diam itu kangmas..
tumben waras..??

Anonymous said...

Mmmm...pantes panjenengan dalem lama ndak ngomyang di blog kelam ini, ternyata lagi ngumpulke emas dalam diam to...
Lagi arep beralih dodolan emas to kowe Kang? ngono yo apik..hahahaha

Anonymous said...

yap bener diem itu emas, dari pada komen kadang nyakitin orang huh

sayurs said...

#ciwir: ah memang semua itu tergantung sudut pandang.. ya kan bro ? btw thx..

#yu tjitra: sajake ngono yu..

#irone: viva la punk !!

#hanee: right sist !!

#regso: lambemu nang.. wkakaka..

#panzoel: sakkarepmu le..

#ndut: lho ko trus ngene.. ha..ha..

Anonymous said...

diam itu syarat jadi presiden...

laili_plkb said...

"Mendengar aktif"
Meneng yen kemropok yo pada bae lah