Explore your self and let the nature teaching
Experiential learning sebagai salah satu metode pembelajaran, bagi saya sangat menarik, karena dengan metode belajar seperti ini sangat mudah diingat dan sulit untuk dilupakan. Dampaknya akan jauh lebih kuat. Metode ini seakan miniatur sebuah proses belajar dalam kehidupan. Banyak orang menjalani hidup, tersungkur, terperosok hingga ke titik minus, maka setelah itu, mereka baru tersadar dan mampu mengambil hikmahnya. Kadang kesadaran dari benturan itu sudah sangat terlambat.

Banyak sekali kejadian orang yang terperosok, karena kebiasaannya mencuri, korupsi, dan ketika terungkap dan tertangkap, maka sudah hancur semuanya. Begitu kesadaran timbul, begitu titik kebenaran mulai menyinari hatinya, maka semuanya sudah berbeda. Tenaga sudah habis, sahabat sudah pergi, dan usia semakin senja. Kadang kesadaran akan hal-hal kebaikan begitu terlambat datangnya. Siapapun yang mengalami keterpurukan, pasti dalam hatinya akan berkata: "Seandainya aku menghentikan tindakan burukku sebelum ini, maka aku tidak akan seperti ini."
Metode belajar dengan experiential learning, seakan membuat sebuah episode kehidupan dalam waktu beberapa hari saja atau hanya beberapa jam saja, sehingga akan muncul kesadaran-kesadaran yang kuat akan hal-hal positif: Pentingnya berbuat baik, pentingnya sebuah kejujuran, bagaimana berkomunikasi, bagaimana menjalin kerjasama, bagaimana menyelesaikan masalah bersama, bagaimana memotivasi, kesadaran akan pentingnya percaya diri, percaya pada rekan, bahkan hingga pengalaman perjuangan yang tidak mengenal mundur atau pantang menyerah. Harus bisa dan ternyata bisa.

Sayangnya kita tidak cukup waktu untuk mengalami semua kejadian itu agar kita belajar. Kita tidak memiliki waktu untuk menjalani semua rangkaian cerita kehidupan. Untuk itulah kita perlu belajar dari orang lain, kita perlu belajar dari pengalaman orang lain. Atau kita membuat miniatur kehidupan dengan experiential learning (belajar dengan mencoba mengalaminya). Melalui permainan permainan yang sudah didesain sedemikian rupa, melalui skenario-skenario tertentu, agar kita mengalami suasana dan perasaan tertentu.
Dalam experiential learning, menemukan formula-formula. Jika dalam sebuah kelompok ada yang arogan, maka tim itu akan gagal dan lambat dalam masalah A, Jika kelompok itu dominan dengan orang yang pasif, maka akan gagal dalam kasus B, Jika ada tim yang memiliki tipe pemikir yang banyak pertimbangan, maka mereka akan kalah dalam game C. Itu bisa menjadi sebuah pola.

Belajar dengan mengalami, memiliki sensasi tersendiri, belajar dengan mengamati juga memiliki kenikmatan tersendiri, namun pasti bila anda tidak belajar, maka sensasi-sensasi kehidupan itu tidak bisa merambah dalam kehidupan anda. Mungkin anda hanya menjalani dan memenuhi kebutuhan hidup anda. Mungkin anda hanya tertarik dengan uang! Mungkin anda hanya tertarik dengan wanita cantik atau pria ganteng dan kaya.Ternyata kenikmatan tidak hanya sebatas hal itu. Anda bisa menikmati dinginnya udara pegunungan sambil menghirup secangkir kopi panas. Anda juga bisa menikmati berdebarnya jantung ketika anda akan meloncat dari ketinggian lima belas meter dari atas pohon. Anda bisa menikmati kengerian menuruni tebing, melewati jeram-jeram sungai, meluncur terbang disela-sela kanopi pohon, bahkan anda bisa menikmati camping di tengah rimba belantara.
Anda ingin mencoba ?
-- dari berbagai sumber