... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Thursday, May 1, 2008

Miris

Dewan perwakilan yang terhormat (yang biasa mencoret kata ini ga usah repot2 protes) di negeri ini sudah sekian ratus kali mengadakan sidang. Media pun hampir selalu ikutan sibuk, meliput dan mengekspos. Para pakar pun tak kalah sigap untuk ikut nguping, menganalisa dan mengungkapkan. Sampeyan ikut sibuk apa? Berapa persen perhatian dan pikiran sampeyan, yang sampeyan sisihkan untuk mencermati atau sekedar mengetahui kegiatan-kegiatan para dewan tersebut?

Namun kelihatannya yang diributkan di gedung megah di ibukota itu sebenarnya belum sungguh-sungguh ada hubungannya dengan tema-tema yang secara mendasar dibutuhkan oleh kebanyakan rakyat. Rakyat yang merupakan pemilik tanah air ini kurang (=belum?) dijadikan agenda utama persidangan. Urusan mayoritas penduduk negeri ini kayaknya bukan sesuatu yang diperdebatkan oleh wakil-wakil mereka.

Rakyat negeri agraris ini masih harus terus cuek mencangkul atau menjala sebisanya, karena apapun hasil sidang yang digelar di menara gading republik ini tidak menjanjikan perubahan nasib apapun ke arah yang lebih menggembirakan. Rakyat adalah barang tunggangan. Semua orang besar melenggang masuk ke habitat raja-raja dengan perkutut-perkututnya, dan rakyat adalah perkutut di dalam sangkar kekuasaan dan penipuan juragan-juragannya.

Andai ada pemimpin yang mengucapkan sesuatu tentang gizi buruk yang menimpa pada anak kecil di sebuah keluarga, jangan lantas menyimpulkan bahwa ia sedang berprihatin atas kejadian itu. Sebab bisa saja gizi buruknya itu ia sebut agar seluruh kampung mendengarnya lalu mengangkatnya menjadi pahlawan, dan besok pagi ia lupa tentang kelaparan yang menggerogoti keluarga tersebut.

Satu pemimpin begitu, sepuluh pemimpin begitu, seratus pemimpin begitu – dan tak ada yang tahu sampai kapan akan terus begitu. Kebetulan rakyat negeri ini juga sepertinya tidakk mengejar kebenaran, tapi malah menjebakkan diri dalam khayalan, kesalah pahaman dan prasangka-prasangka. Yang baik disangka buruk, yang buruk disangka baik. Yang seharusnya di buang malah ditelan, yang seharusnya dimakan malah dicampakkan. Rakyat Indonesia merelakan dirinya untuk tidak menjadi rakyat Indonesia, melainkan menjadi rakyat merah, rakyat kuning, rakyat biru dan rakyat hijau. Lalu menangis karena kaget ternyata yang disembah-sembah membuatnya menderita.

Rakyat Indonesia, kata Emha Ainun, adalah janda yang sepanjang sejarah menunggu untuk digilir diperkosa. Rombongan yang berduyun-duyun berjalan menuju cakrawala sejarah tanpa benar-benar tahu ke mana akan pergi.Dihadapan arah perjalanan sejumlah kelompok perampok menunggu untuk melucuti pakaian, mengambil harta dan memperkosanya.

Terlalu gampang memberikan keperawanan, baik keperawanan akal pikiran, nurani maupun keperawanan aspirasi politiknya. Terlalu mudah dijebak, ditipu, diiming-imingi, sampai akhirnya satu-satunya yang bisa dinikmati adalah situasi diperkosa. Dulu kawin dengan Orla dan dikhianati. Ganti suami Orba di-kempongi lagi dalam waktu yang panjang. Berbunga-bunga wajahnya karena mendapat suami baru bernama Reformasi, tapi ternyata ia lebih brutal, lebih tidak bermoral, lebih rakus dan lebih terang-terangan untuk tidak bertanggungjawab.

Kita sepertinya bukanlah rakyat yang pernah dididik untuk menjadi orang baik, orang arif. Pendidikan yang kita alami hanya kebohongan, kekonyolan dan kehinaan yang dicari-cari pembenarannya.

29 comments:

icHaaWe said...

miris... memang bener2 miris..
susah memang punya dewan yg pd maruk dan suka membuncitkan perut masing2... beuh, tape degh

pipiet.... said...

dan entah sampai kapan ke mirisan ini akan terjadi???

Anonymous said...

sunggu miris memang, apalagi karpetnya mas... 3 miliar

*mboh ra nyambung*

Anonymous said...

panggung dagelan akan segera dibuka ndak ampe setahun lagi

Anonymous said...

prihatin...prihatin...

Anonymous said...

sebagai kawulo alit hanya bisa meratapi segala yang terjadi di gedung yang seharusnya membela aspirasi rakyat.. sampai kapan mereka bisa melihat yang terjadi pada kawulo alit saat ini dan nanti?????

diorockout said...

Kata2 emha ainun emang bner..

diorockout said...

Kata2 emha ainun emang bner..

diorockout said...

Weks, keteken 2kali, maunya aku hapus, tapi gk jadi, biar sekalian hattrick..
*kabur*

Dony Alfan said...

Berarti negoro iki emang wis asu-asunan tnan yo. Kiro2, kapan iso bangkit maneh, kisanak?

Anonymous said...

=(

sedih deh kl denger melulu yang namanya pemerintahan yang kyk gini.. hikz.. tapi bingung jg gmn mau ditangani nya.. =(

apa.. aku yang jadi presiden nya aja yah nanti? hohohoh..

sayurs said...

#icha: lha piyeberminat nyalon ngganti dewan po :D

#pipiet: kalem aja Pit, rakyat negeri ini emang ga punya potensi dan infrastruktur memadai utk reform tapi punya tenaga utk bikin kerusuhan, ngamuk, revolusi jalanan, tunggu ja..

#topan: tetep nyambung Pan.. (opo to)

#regsa: berminat melu ndaptar dadi aktor ?

#senja: sabar... sabar... ayo bakar2an (lhoh?)

#agaz: opo ra hebat negrimu iki.. yo ra?

#diorock: begitulah..
mo hetrik mo sewutrik monggo.. :D

#dony: sabar yayi, sesuk yen wus teko titi kalamangsane..

#satona: boleh tuh.. ayo VOTE SATONA for 2009 :P

amethys said...

mari kita mulai berbenah...
kita mulai dari diri kita sendiri...
jangan mau diperkosa jaman...tapi tegak dan tegar..

Anonymous said...

para mastodon politik....
ha...ha....
pahlawan kesiangan!

Rey said...

aku kok blm pernah ngerasa punya suami yaa? hehehe...
Mgkn aku egois, krn aku ndak pernah mikir yg kayak2 gini, mikirnya diri sendiri terus 'apa yg bisa aku lakukan?' ndak ada? ya udah... ndak usah ngomong yg macem2, tp makan yg macem2 boleh, asal ndak sakit perut :D

dee said...

pemimpin lagi sibuk ngeboikot dewi persik n julia perez..

halloooow.. anyone..????
ada yg ngeh ga sih kalo ada sekeluarga yang ngerebus air garam doang buat meredam lapar...

Anonymous said...

makanya semua org berloma jd "wakil rakyat..". cuma duduk2 sidang aja ngumpulin duit u/ partai & diri sendiri.

Anonymous said...

yah.. memang Indonesia butuh waktu untuk belajar Demokrasi, tapi ya jangan lama2 dong... trus kebebasan juga jangan kebablasan

Anonymous said...

angkat tangan ah mas.. bener kata mas regsa: panggung dagelan akan segera dibuka ndak ampe setahun lagi. Yang beginian sudah jadi tontonan (ditemeni popcorn) para dewan yang lagi nyetel TV..
setuju banget, baiknya hindari berpikir linier. Gak ngerti juga kursinya (bahasa familiarnya jabatan) itu adalah tujuan atau cara.
dan menurut analisa, setiap kata-kata dalam pidatonya itu ya gak lebih dari ngarep. bukan lupa nantinya kalau gak dilaksanakan tapi waiting list. ya gak tahu urutan keberapa, yang pasti rencana-rencana yang diumbar-umbarnya itu tetap waiting list.

Gudang Kambing said...

Dienteni bae, taun 2009, sopo sing bakal dadi dagelane! Apakah rezim orde baru akan bercokol lagi. Setelah mangkatnya Soeharto, Prabowo muncul, Harmoko si kyai bejo dll. Benar juga ungkapan Cak Nun, tapi akankah negara tercinta ini begini terus? bisakah kita maju? "Saatnya yang muda memimpin"

NdaH said...

*sigh*
liat kelakuan orang gede

sayurs said...

#wieda: marreee..

#ndoroseten: begitulah..

#rey: karepmu lah yu..

#dee: apa ndak hibat negri kita ini..

#zee: ada juga yang bahkan partainya pun ga dia kasih bagian..

#ario: idealnya begitu, tapi ?

#lutfia a.k.a mew: ya begini ini negri yang bertoleransi tinggi

#xo: setuju, regenerasi !!

#ndah: sabar.. sabar...

Anonymous said...

dalam rangka mengobarken semangat kebangkitan daripada yang mana Indonesia.

maka dengan ini panggiring dari alasroban mengoemoemken kepada seluruh masyarakan blogger pedjoeang :)
#ngompori lingkungan sekitar agar tidak mudah di perkosa.
#ngompori lingkungan sekitar agar kalo ngirim posting berupa kritik/miris sebaiknya juga di akhiri dengan tawaran solusi yang paling mungkin di lakukan.
karena cuman kritik/miris tanpa solusi mumeti thok :)

demikian pengoemoeman daripada yang mana Panggiring si penguasa alasroban. kepada sidang blogger semuanya. :)

mohon maaf jika ada sale-sale kata,
mohon di bagi jika ada sale-sale pisang. :)

sayurs said...

# atas saya: suwun mbah, suwun :D... saya curhat ini hanya -kalo bisa- sebagai bahan introspeksi kita bersama aja, mengenai solusi, maaf, saya serahkan sepenuhnya pada sidang blogger, ngaten kyaine..

Anonymous said...

Masalahe, orangnya juga itu2 aja. coba aja kalo orangnya padha ganti, tapi tentunya ..... jadi kelamnya sejarah gak akan terulang. coba kalo yg jadi akil rakyat dimodel kaya penonton ELP, bal-balan di Inggris. Sekali biki rusuh langsung gak boleh nonton seumur hidup. gimana ya jadinya kalo orang orang diatas digitukan ?

Anonymous said...

Kalo sidang blogger semua memang cinta akan kemajuan negeri ini,

kedua link berikut ini wajib di baca :)

http://fakultasluarkampus.net/?p=92

http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=2336

suarahimsa said...

lho, yang berhasil di reformasi itu cuma kehidupan politik saja khan?orang dimana2 menyampaikan opininya,kebebasan pers diagung-agungkan. tapi sektor kehidupan lain seperti ekonomi,budaya dan pendidikan belum direformasi.yah, memang benar2 sulit untuk berbenah, tapi Indonesia Bisa...sekadar kritik, tidak memberi kontribusi.we live in this country, we fight for this country, kalo gak berani fight ya cepet2 bikin paspor aja ke republik mimpi.he.he.best regards!

Mus_Astley said...

Assalamualaikum...

Saya rakan baru dari Kuala Lumpur, Malaysia. Saya baru habis membaca blog kamu.. Aduh, menarik sekali.
Sesekali, sila mampir ke blog saya:
http://www.musastley.blogspot.com

Jumpa di sana. Salam manis dari saya.

sayurs said...

#dh1k4: kalo perlu tembak ditempat ya, gimana ?

#singa pantura a.k.a. om pang:
suwun.. suwun... segera meluncur..

#como: ideale ngono bro, lha sing nang ngarep marahi emosi thok je ha..ha..

#astley: makaseh dah bekunjong, salam..