... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Friday, August 27, 2010

Musuh imajiner

Suatu malam, seorang lelaki bermimpi buruk. Dalam mimpinya ia melihat seseorang berambut cepak, bersepatu lars. Ketika kedua mata mereka berpapasan, tiba-tiba orang tersebut mengeluarkan kata-kata cacian, kata-kata pedas yang ditujukan padanya. Orang tersebut juga secara kejam meludahi wajahnya. Sungguh suatu penghinaan yang teramat besar. Selama hidupnya belum pernah ia dihina seperti ini.

Saat bangun pagi, dipenuhi dengan perasaan yang kurang enak ia mengingat kisah hina yang menimpa dirinya dalam mimpi semalam. "Sejak kecil hingga kini aku belum pernah dihina oleh orang lain. Tapi malam tadi, aku bukan saja dihina, bahkan wajahkupun diludahi. Aku sungguh tidak bisa terima diperlakukan secara demikian. Aku harus menemukan orang ini dan memberikan imbalan yang setimpal," gumam lelaki itu penuh rasa benci sambil menggertakan giginya.

Sejak itu, setiap hari setelah bangun tidur ia akan berdiri di persimpangan jalan yang ramai dilewati orang, dengan harapan suatu saat bisa menemukan musuh yang dilihatnya dalam mimpi itu. Seminggu, sebulan, setahun kini berlalu. Orang yang dicari itu tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Lelaki tersebut telah menghabiskan separuh dari waktu hidupnya hanya demi sesuatu yang tidak nyata. Ia meracuni hatinya sendiri dengan rasa benci hasil ciptaannya sendiri.

Sering kita menciptakan musuh yang tidak nyata, dan memupuk kebencian dalam hati yang pada baliknya merupakan racun yang menghancurkan diri sendiri. Apakah anda juga memupuk kebencian dalam hati anda?

4 comments:

Fiz said...

... dan bagi saya, musuh imajiner itu adalah jika sudah maen fesbuk aktivitas lainnya jadi terbengkalai :)
BTW, yaopo kabare Kang? Sehatkah? Met puasa, met agustusan juga :)

mew da vinci said...

musuh imajinerku kini ada di depan mata...
apa yang harus ku lakukan?
kukira bisa kutembak dia tepat dikepala atau hanya sekedar mengembalikan ludahnya dengan bonus bogem mentah.
tapi ternyata dia berpangkat tinggi melebihi eyang buyutku yang dulu seorang Mayor. dia pun dikelilingi banyak body guard yang siap melumat kepala dan jantungku kemudian dimuntahkannya lagi.

Habis lah aku kini! Mati aku!

*berdiri memegangi surat ancaman dengan tangan gemetar*

Sugeng said...

Kalau aku berusaha melakukannya dengan ikhlas meski dalam kenyataan nya aku selalu mendapat hal2 yang gak mengenakan dan yang kurang berkenan :D
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

sayurs said...

#fiz: wkakakaka... kandhani kok..
kamdulilah kabar apik, puasa..
Merdeka !
#mew: *siram air biar bangun*
#sugeng: siph, mari terus berusaha ikhlas..
salam balik dari Soloraya Hadiningrat :D