Temanku cerita, dia sekarang lagi kelebihan waktu, sampai-sampai tidak tahu mau mengerjakan apa. Pada saat yang sama aku justru lagi bingung dengan tugas-tugas yang setumpuk, sampai-sampai ku ragu apa bisa daku ngerjain semuanya sesuai batas waktu.
Kelebihan dan kekurangan, itulah dua kutub ekstrim pada realitas hidup. Dan itu mengganggu. Sebab tanpa keseimbangan, tidak ada harmoni, bayangkan, ada yang kekenyangan ada yang kelaparan, ada yang kaya sekali ada yang miskin sekali, ada yang punya banyak ada yang tidak punya apa-apa.
Maka perlu ada jalan keluar.
Jalan keluar itu bernama: cukup.
Yang lebih membagi kelebihannya pada yang kurang, sehingga yang lebih menjadi cukup dan yang kurang juga menjadi cukup. Di situ harmoni akan terbangun. Setuju ?
Thursday, June 14, 2007
cukup
digoreskan oleh sayurs pada 1:17 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
Setuju jendral
Sepakat ndan...
setubuh!!
klo ndak ada orang gendut ndak ada juga orang kurus kan :p weeek
iku jenenge'e urip mas. Kalo gendut lawannya kurus, laki lawannya perempuan, kalau waria lawannya opo yo mas ?
iya nih,, kalo ngeliat orang yang punya banyak waktu rasanya pengen minjem "waktu" mereka deh
That's life...kurang/banyak...besar kecil...kaya/miskin..kalo semua ukurannya sama justru hidup jadi ga berwarna ^_^...
banyak waktu luang terkadang bikin kita sering lalai..kalo sibuk banget biasanya jadi lbh disiplin dan manajeman waktunya lbh bagus...hehehe...
(hal ini berlaku u diriku lho...)
Kenyataannya banyak yang berkelebihan tidak mau membagi kepada yang kekurangan.
Lam kenal kembali!
nDol, waria (wanita pria) lawane priawan (pria wanita), dazar..
Post a Comment