... urip opo anane kadyo ilining banyu, ora kedhuwuren gegayuhan, ora kejeron pasrahe ...

Wednesday, November 4, 2009

Ukiran tercoreng

Setelah kebakaran besar yang menelan kota London, Raja Inggris menugaskan seorang arsitek yang bernama Christofer Ramm untuk membangun kembali gereja St. Paul yang megah, lalu dipakai oleh Pangeran Charles melakukan pernikahan. Ukiran yang besar dan bagus dipasang sekitar delapan meter dari tanah. Ada seorang yang mengukir salah satu hiasan disitu dan berdiri pada tempat tertinggi dari gereja itu. Ia sedang memandang hasil ukirannya yang baru selesai.

Secara tak sadar, ia memandangi sambil berjalan mundur setapak demi setapak sampai sudah berada di ujung papan pembatas, jika ia mundur setapak lagi, ia pasti jatuh dan mati. Seorang rekan di pinggirnya melihatnya. Posisi berdiri rekannya itu amat berbahaya bahkan mungkin jika ia berteriak memperingatkan malah akan membuat rekannya terjatuh. Akhirnya tidak ada cara lain, ia mengambil kuas seorang yang sedang mengecat dinding lalu merusak hasil ukiran rekannya itu. Waktu ukiran itu dicat tidak karuan, si pengukir amat marah dan langsung menghampiri ingin memukulnya. Tetapi orang itu lalu memperingatkannya dan menunjuk tempat si pengukir itu berdiri, akhirnya si pengukir sadar bahwa rekannya itu sedang berusaha menyelamatkannya.

Demikian, kadang Gusti Yang Maha Agung 'merusak' gambaran yang kita idamkan, mengambil orang yang kita cintai dan memberikan hal-hal yang sulit dalam hidup kita. Cara Beliau seringkali melawan logika dan cara pikir manusia, tetapi justru cara-Nya adalah cara terbaik. Mungkin sering kita marah dengan tangisan, berdebat dengan Tuhan, tetapi percayalah bahwa hal itu perlu dikerjakan utk kebaikan kita, karena rencana Sang Maha Wisesa indah pada waktunya.

2 comments:

haniyah sofyan said...

[//]... hemmm *merenung* -mode on- ...[//]

regsa said...

saya juga masih sering berprasangka buruk dengan takdir dari Gusti Pangeran